Proses Globalisasi terus bergerak ditandai dengan makin tingginya tingkat persaingan antar negara. Sementara komitmen negara-negara di dunia dalam berbagai ikatan seperti WTO, APEC, AFTA . semakin menguburkan batas-batas negara. Akibatnya negara-negara yang tidak siap akan semakin tergilas. Persaingan tersebut tidak hanya terbatas pada produk-produk manufaktur maupun perdagangan tetapi juga pada tersedianya sumber daya manusia yang handal.
Perekonomian Indonesia yang belum pulih mengharuskan pemerintah dan masyarakat secara bersama mencari sumber pembiayaan yang tidak lagi harus bergantung pada migas seperti yang selama ini diandalkan. Indonesia memiliki potensi dan kelebihan kompetitif dibanding negara lain dalam Bidang Pariwisata. Sektor ini dapat menjadi komoditas andalan sebagai tambang emas devisa negara. Selama ini, fokus utama kepariwisataan di Indonesia adalah mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan mancanegara. Wisatawan dimaksud kenyataannya lebih banyak wisatawan individu (individual tourist) yang secara perorangan hanya mengeluarkan devisa relatif tidak terlalu besar, sehingga bila kita berharap devisa bertambah dari kedatangan mereka, maka kita harus mampu mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan.
Cara yang dapat mendatangkan devisa lebih banyak sekaligus mempromosikan produk-produk Indonesia dan potensi lainnya, adalah melalui kegiatan Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE). Usaha jasa ini merupakan usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (antara lain; negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan dapat diikuti dengan kegiatan pameran. Sedangkan kegiatan Incentive (Perjalanan Insentif) adalah kegiatan perjalanan yang dikemas dalam satu paket konvensi dan pameran. Seluruh kegiatan tersebut ada dalam paket terintegrasi.
Bentuk wisata MICE ini di Indonesia memiliki prospek cerah. Pada beberapa kota besar di Indonesia telah memiliki fasilitas yang dibutuhkan seperti: Convention Center, Exhibition Center, Hotel, Pusat Belanja dan tempat tujuan wisata. Namun respon kita agak terlambat dibanding negara lain dalam menyadari besarnya potensi usaha MICE.
A. MICE
1. Pengertian MICE
a. Pengertian Umum tentang Usaha MICE
Meeting, Incentive, Convention & Exhibition (MICE ) memang merupakan istilah yang terdengar asing. Agak sulit mencari padanan istilah ini dalam bahasa Indonesia. Namun keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.108/HM.703/MPPT-91 menyebutkan MICE dengan istilah usaha jasa konvensi, perjalanan Insentif dan Pameran. Apabila diartikan secara terpisah kata perkata dalam MICE, berdasarkan keputusan Meparpostel tersebut di atas pengertian MICE tersebut adalah :
- Konvensi : Suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok prang (seperti; negarawan, usahawan Cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah kepentingan bersama.
- Perjalanan Insentif : Suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan
- Pameran : Suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
b. Segmentasi Pasar dalam MICE
Segmen pasar MICE tersebut adalah masuk dalam kelompok yang berasal dari :
1) Government (pemerintah)
2) Association ( Asosiasi / Perserikatan)
Jenis-jenis Asosiasi antara lain :
a) Trade & Profesional Acociations
b) Medical & Scientific Societies
c) Religius Organizations
d) Educational Associations
e) Labor Unions
Perekonomian Indonesia yang belum pulih mengharuskan pemerintah dan masyarakat secara bersama mencari sumber pembiayaan yang tidak lagi harus bergantung pada migas seperti yang selama ini diandalkan. Indonesia memiliki potensi dan kelebihan kompetitif dibanding negara lain dalam Bidang Pariwisata. Sektor ini dapat menjadi komoditas andalan sebagai tambang emas devisa negara. Selama ini, fokus utama kepariwisataan di Indonesia adalah mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan mancanegara. Wisatawan dimaksud kenyataannya lebih banyak wisatawan individu (individual tourist) yang secara perorangan hanya mengeluarkan devisa relatif tidak terlalu besar, sehingga bila kita berharap devisa bertambah dari kedatangan mereka, maka kita harus mampu mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan.
Cara yang dapat mendatangkan devisa lebih banyak sekaligus mempromosikan produk-produk Indonesia dan potensi lainnya, adalah melalui kegiatan Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE). Usaha jasa ini merupakan usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (antara lain; negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan dapat diikuti dengan kegiatan pameran. Sedangkan kegiatan Incentive (Perjalanan Insentif) adalah kegiatan perjalanan yang dikemas dalam satu paket konvensi dan pameran. Seluruh kegiatan tersebut ada dalam paket terintegrasi.
Bentuk wisata MICE ini di Indonesia memiliki prospek cerah. Pada beberapa kota besar di Indonesia telah memiliki fasilitas yang dibutuhkan seperti: Convention Center, Exhibition Center, Hotel, Pusat Belanja dan tempat tujuan wisata. Namun respon kita agak terlambat dibanding negara lain dalam menyadari besarnya potensi usaha MICE.
A. MICE
1. Pengertian MICE
a. Pengertian Umum tentang Usaha MICE
Meeting, Incentive, Convention & Exhibition (MICE ) memang merupakan istilah yang terdengar asing. Agak sulit mencari padanan istilah ini dalam bahasa Indonesia. Namun keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.108/HM.703/MPPT-91 menyebutkan MICE dengan istilah usaha jasa konvensi, perjalanan Insentif dan Pameran. Apabila diartikan secara terpisah kata perkata dalam MICE, berdasarkan keputusan Meparpostel tersebut di atas pengertian MICE tersebut adalah :
- Konvensi : Suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok prang (seperti; negarawan, usahawan Cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah kepentingan bersama.
- Perjalanan Insentif : Suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan
- Pameran : Suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
b. Segmentasi Pasar dalam MICE
Segmen pasar MICE tersebut adalah masuk dalam kelompok yang berasal dari :
1) Government (pemerintah)
2) Association ( Asosiasi / Perserikatan)
Jenis-jenis Asosiasi antara lain :
a) Trade & Profesional Acociations
b) Medical & Scientific Societies
c) Religius Organizations
d) Educational Associations
e) Labor Unions
Ada pun jenis-jenis kegiatan / event yang umumnya diadakan oleh asosiasi antara lain adalah:
1) Annual Conventions
2) Board Committee Meetings
3) Seminar & Workshop
4) Profesional & Technical Meetings
5) Fund – Raisers.
2. Corporate
Sementara itu dilihat luas dan lingkup wilayah, segmen pasar bisa dibagi menjadi 3 kategori :
a. Kategori Internasional, terdiri dari
o Internasional Governmental Organizers (IGOs)
o Internasional Non- Governmental Organizers (INGOs)
o Multinational Business Concerns
b. Kategori Nasional terdiri dari :
o National Provincial and Local Associations
o National and Local Business Concerns
c. Kategori Tambahan terdiri dari :
o Incentive Meeting
o Exhibition
o Non – MICE Product
1.2. Perkembangan MICE
Berawal dari suksesnya Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung, pada tahun 1955, mulai disadari pentingnya memiliki Sumber Daya Manusia yang handal dalam mengorganisir penyelenggaraan Konvensi, baik tingkat Nasional maupun Internasional. Namun demikian, baru pada tahun 1991 melalui KepMen Parpostel No. KM.108/HM.703/MPPT-91, dan Keputusan Dirjen Pariwisata No. Kep-06/U/IV/1992 pemerintah menerapkan tata laksana Ketentuan Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran atau dalam istilah lain disebut Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
Sejak saat itu industri MICE di Indonesia berkembang cukup pesat, dengan munculnya perusahaan yang bergerak sebagai Professional Convention Organizer (PCO), Professional Exhibition Organizer (PEO) maupun Event Organizer lainnya. Seiring dengan perkembangan industri MICE, kebutuhan Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang tersebut semakin tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada lembaga pendidikan formal yang menawarkan program studi yang terkait dengan kebutuhan tersebut, sehingga pemenuhan kebutuhan SDM diambil alih oleh bidang- bidang lain. Kemampuan menyelenggarakan event hingga saat ini diperoleh secara otodidak, seperti karyawan PCO dan PEO yang mendapatkan kemampuan penyelenggaraan event melalui proses learning by doing.
Dengan memiliki lembaga pendidikan yang menawarkan program studi Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (MICE), diharapkan Indonesia akan memiliki SDM yang handal di bidang tersebut dan mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Di masa yang akan datang dengan kompetensi SDM yang handal di bidang MICE, Indonesia dapat menjadi negara utama tujuan wisata konvensi, perjalanan insentif dan pameran bagi delegasi dari berbagai negara.
Dengan dasar pemikiran di atas Politeknik Negeri Jakarta (dahulu Politeknik Universitas Indonesia) satu2nya PTN di Indonesia yang telah membuka program studi baru yaitu Program Studi Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (MICE).
B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA MICE
Sumber daya manusia di bidang MICE dibutuhkan dengan kualifikasi yang memenuhi standard kompetensi sebagai berikut :
1) Mampu merencanakan & menyusun proposal event & bid
2) Mampu menyusun acara untuk konferensi/events
3) Mampu merancang, menerapkan & mengevaluasi rencana kegiatan sponsorship
4) Mampu menyusun, menerapkan & memonitor sistem dan prosedur manajemen event
5) Mampu mengkoordinasi kegiatan registrasi bagi delegasi di lokasi event
6) Mampu menyediakan/melaksanakan pelayanan yang memadai pada saat event berlangsung
7) Mampu memproses & memonitor pelaksanaan registrasi pada saat event
8) Mampu menyelenggarakan kegiatan ramah tamah (function)
9) Mampu merencanakan & mengkoordinir kegiatan budaya
C. GAMBARAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA BIDANG MICE
Saat ini jumlah perusahaan penyelenggara kongres/konvensi maupun pameran (professional convention organizer maupun professional exhibition organizer) yang memiliki lisensi di Indonesia berjumlah 70 perusahaan. Perusahaan tersebut tergabung dalam Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (AKINNDO/INCCA) maupun Asosiasi Perusahaan Penyenggara Pamrean Indonesia (ASPERAPI).
Setiap penyelenggaraan event oleh perusahaan-perusahaan tersebut akan menghasilkan efek multiplier bagi bidang usaha lain, seperti: Hotel, Biro Perjalanan Wisata, Penerbangan, Restaurant, Tempat-tempat Wisata, Pusat-pusat Perbelanjaan (Gambar 1). Dengan demikian bidang-bidang bisnis yang terkait dengan penyelenggaraan event (MICE) juga membutuhkan SDM yang menguasai kompetensi bidang tersebut.
Pihak industri maupun asosiasi bidang MICE seperti INCCA & ASPERAPI menemui kesulitan untuk menyebutkan secara definitive jumlah kebutuhan SDM di bidang ini. Namun berdasarkan efek multiplier dari kegiatan MICE nampak kecenderungan memberi gambaran kebutuhan SDM yang menguasai bidang ini besar. Kebutuhan tersebut semakin tinggi bila diperhitungkan pula bahwa kemampuan menguasai kompetensi di bidang MICE juga mendorong seseorang untuk berwirausaha, terbukti jumlah Event Organizer saat ini semakin meningkat.
Pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaraan MICE antara lain;
1. Professional Convention Organizer (PCO)
2. Professional Exhibition Organizer (PEO)
3. Hotel
4. Biro Perjalanan Wisata (BPW)
5. Biro Konvensi
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai sumber di lingkungan industri MICE, di antaranya dengan Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (AKKINDO/INCCA), Asosiasi Pengusaha Pameran Indonesia (ASPERAPI), Biro Konvensi Jakarta, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia serta beberapa Event Organizer.
PROYEKSI PASOKAN
Selama ini kebutuhan Sumber Daya Manusia di Industri MICE diperoleh dari SDM dengan latar belakang pendidikan non MICE, karena belum ada lembaga pendidikan di dalam negeri yang membuka program studi tersebut. Menurut Sekjen Asosiasi Kongres & Konvensi Indonesia, hampir 90% SDM di industri MICE memperoleh kemampuan mengelola event secara otodidak, sehingga dibutuhkan pengalaman & tambahan training untuk meningkatkan kemampuan SDM tersebut agar memenuhi kompetensi yang diharapkan tabel berikut memperlihatkan proyeksi pasokan SDM di Industri MICE. Kebutuhan SDM MICE tahun 2004 dan sebelumnya dipenuhi dari SDM non MICE, sementara proyeksi 2005 dan seterusnya diasumsikan dipenuhi oleh lulusan program D IV MICE Politeknik .
D. SUMBER MASUKAN PROGRAM
Pengembangan program studi usaha jasa konvensi, perjalanan insentive & pameran (MICE) akan bersumber pada kebutuhan industri sehingga masukan untuk kurikulum, kegiatan belajar mengajar, praktek kerja dan praktisi sebagai tenaga pengajar juga akan diperoleh dari dukungan industri MICE melalui kerja sama dengan Asosiasi Konggres dan Konvensi Indonesia (AKKINDO) atau Indonesia Conggress and Convention Assosiation (INCCA).
E. STUDI JUMLAH MINAT CALON MAHASISWA
Pada awalnya program studi usaha jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (D4) merupakan program yang dirancang untuk menampung lulusan D3. dan Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan, bahwa Penyeleksian minat calon mahasiswa lulusan D3 yang akan melanjutkan ke program MICE,Data di atas diperoleh berdasarkan jumlah lulusan D3, baik lulusan Politeknik Negeri Jakarta maupun lulusan program D3 lainnya di wilayah DKI Jakarta selama 5 tahun cukup banyak peminatnya.
Selama ini kebutuhan Sumber Daya Manusia di Industri MICE diperoleh dari SDM dengan latar belakang pendidikan non MICE, karena belum ada lembaga pendidikan di dalam negeri yang membuka program studi tersebut. Menurut Sekjen Asosiasi Kongres & Konvensi Indonesia, hampir 90% SDM di industri MICE memperoleh kemampuan mengelola event secara otodidak, sehingga dibutuhkan pengalaman & tambahan training untuk meningkatkan kemampuan SDM tersebut agar memenuhi kompetensi yang diharapkan tabel berikut memperlihatkan proyeksi pasokan SDM di Industri MICE. Kebutuhan SDM MICE tahun 2004 dan sebelumnya dipenuhi dari SDM non MICE, sementara proyeksi 2005 dan seterusnya diasumsikan dipenuhi oleh lulusan program D IV MICE Politeknik .
D. SUMBER MASUKAN PROGRAM
Pengembangan program studi usaha jasa konvensi, perjalanan insentive & pameran (MICE) akan bersumber pada kebutuhan industri sehingga masukan untuk kurikulum, kegiatan belajar mengajar, praktek kerja dan praktisi sebagai tenaga pengajar juga akan diperoleh dari dukungan industri MICE melalui kerja sama dengan Asosiasi Konggres dan Konvensi Indonesia (AKKINDO) atau Indonesia Conggress and Convention Assosiation (INCCA).
E. STUDI JUMLAH MINAT CALON MAHASISWA
Pada awalnya program studi usaha jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran (D4) merupakan program yang dirancang untuk menampung lulusan D3. dan Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan, bahwa Penyeleksian minat calon mahasiswa lulusan D3 yang akan melanjutkan ke program MICE,Data di atas diperoleh berdasarkan jumlah lulusan D3, baik lulusan Politeknik Negeri Jakarta maupun lulusan program D3 lainnya di wilayah DKI Jakarta selama 5 tahun cukup banyak peminatnya.
F. KEBERLANJUTAN PROGRAM
Program Studi MICE yang diusulkan dan disetujui merupakan satu-satunya di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Sehingga Program Studi ini sangat berpotensi untuk menerima calon mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan dari negara tetangga. Sementara itu lulusannya diserap oleh industri MICE di seluruh Indonesia terutama semenjak pemerintah mencanangkan 10 kota sebagai daerah tujuan wisata konvensi yaitu; Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Makasar, Menado, Padang, Surabaya, Medan, Batam. Kerja sama dengan Asosiasi Konggress dan Konvensi Indonesia yang bersedia mengupayakan sertifikasi tingkat nasional dan internasional menjadikan lulusan dapat pula diserap oleh industri konvensi negara-negara lain di dunia.
Kondisi di atas akan dapat menjamin keberlanjutan dari program studi MICE ini untuk semakin berkembang.
G. KURIKULUM
Kurikulum dirancang dengan dasar kompetensi yang diharapkan industri untuk SDM bidang MICE. Penyusunannya dilakukan bersama-sama dengan pihak industri yang diwakili oleh Asosiasi Konggres & Konvensi Indonesia (AKKINDO). Asosiasi tersebut merupakan wadah dari perusahaan-persahaan yang mendukung terselenggaranya kegiatan MICE, di dalamnya terdiri dari;
- Industri Perhotelan & Restaurant
- Professional Convention Organizer
- Biro Konvensi
- Biro Perjalanan Wisata
- Convention & Exhibition Center
- Perusahaan pendukung lainnya seperti; penyedia fasilitas Audio Visual, kontraktor pembangun stand pameran, penyedia jasa PR Event, Pusat Perbelanjaan.
Kurikulum dirancang bersama dengan Pihak Industri Pengguna Jasa Lulusan (Industri MICE) dengan basis kompetensi industri tersebut. Hasil rancangan kurikulum tersebut memungkinkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) semester dengan masa perkuliahan per semester adalah 16 minggu.
ditulis oleh Nining L dan Christina LR
staf Pengajar Program Studi Mice Jur Adm Niaga Politeknik Negerj Jakarta
3 komentar:
terimakasih atas artikel ini ya. informatif sekali. doakan saya diterima di MICE PNJ yaa
Informasi yg sgt membantu saya untuk mengenal MICE.
Playtech casino software - World's largest Gambling Market
Playtech software. All casinos 저녁 메뉴 룰렛 are safe, secure and secure. 바카라 온라인 슬롯 머신 Playtech Casino bet365 우회 Software Review 2021; Slots, 블랙 잭 게임 Blackjack, Roulette
Posting Komentar